SimbolSimbol Kelistrikan Sepeda Motor Otomotif 1. Baterei atau Aki 2. Sekering atau fuse 3. Fusible Link 4. Circuit Breaker 5. Sakelar atau Switch 6. Relay 7. Resistor 8. Thermistor 9. Rheostat 10. Resistor Tapped 11. Kapasitor 12. Dioda 13. Dioda Zener 14. Transistor 15. Kabel 16. Massa 17. Lampu 18. Klakson 19. Koil pengapian 20.
Sistem Kelistrikan Sepeda Motor – sistem kelistrikan merupakan sebuah rangkaian untuk melaksanakan sebuah fungsi yang membutuhkan aliran listrik. Tidak hanya mobil, ternyata sepeda motor juga memiliki sistem kelistrikan yang tak kalah kompleksnya. Sistem kelistrikan pada sepeda motor terdiri dari beberapa macam antara lain Sistem kelistrikan body Sistem pengapian CDI Sistem pengisian Sistem starter Sistem indikator Apa saja penjelasan masing-masing bagian itu ? simak selengkapnya pada artikel dibawah ini. 1. Sistem kelistrikan body Sistem kelistrikan body motor adalah segala fitur yang terdapat pada body motor yang memerlukan lampu. Kita pasti sudah tahu apa ini, tentu lampu menjadi salah satu sistem kelistrikan body motor. Yang termasuk didalam sistem kelistrikan body sepeda motor antara lain ; Lampu kepala termasuk lampu dekat dan jauh Lampu sein Lampu stop Klakson Lampu variasi Komponen pada sistem kelistrikan body ini terdiri dari empat bagian utama yakni Power source aki, baterai atau bahasa tenarnya aki merupakan sumber arus utama didalam kendaraan. Namun pada sepeda motor, aki tidaklah bertugas sebagai power source yang utama. Yang mengemban tugas utama sebagai penyedia arus listrik adalah spul, sementara aki bertugas sebagai source pada sistem starter dan pada sistem elektrikal lain saat mesin mati. switch, saklar adalah alat input untuk mengaktifkan atau menonaktifkan suatu sistem kelistrikan. Pada kelistrikan body, hampir semua sistem ada saklarnya sehingga sebuah sistem misal klakson bisa dinyalakan saat ada halangan didepan. beban, beban merupakan komponen utama untuk mengubah energi listrik menjadi energi yang diinginkan. Misal pada lampu menjadi cahaya, dan pada klakson menjadi suara. wiring, wiring menjadi komponen yang menghubungkan semua sistem kelistrikan body dari power source menuju saklar dan menuju beban tanpa tertukar dan tanpa terjadi kosleting. Cara kerja sistem kelistrikan body, itu tergantung kita selaku pengemudi. Saat kita menekan saklar yang ada di stang motor otomatis sistem elektrikal body akan aktif, saat ini terjadilah aliran arus dari power source menuju beban. Beban langsung mengubah energi listrik menjadi energi yang diinginkan misal cahaya lampu. 2. Sistem pengapian CDI Sepeda motor rata-rata menggunakan sistem pengapian tipe CDI atau capacitor discharge ignition. Secara lengkap, sistem pengapian CDI sudah pernah kita bahas pada artikel berikut Prinsip kerja pengapian CDI sepeda motor. Untuk selengkapnya bisa anda baca pada link tersebut, namun disini akan kita review secara singkat mengenai pengapian CDI. Pengapian CDI memanfaatkan komponen capacitor yang mampu menyimpan dan melepaskan sejumlah elektron secara spontan. Kemampuan ini digunakan untuk melakukan induksi elektromagnetik pada ignition coil. Arus discharge dari capacitor akan diarahkan menuju kumparan primer sehingga pada kumparan sekunder coil terjadilah peningkatan tegangan mencapai 20 KV bahkan lebih. Tegangan ini selanjutnya dikirim ke busi untuk dipercikan. 3. Sistem pengisian Sistem pengisian sepeda motor, hampir sama seperti mobil. Hanya saja pada motor, komponennya lebih disederhanakan. Kita tidak akan menemukan dinamo altenator pada motor, karena altenator ini digantikan fungsinya oleh spul yang memiliki bentuk lebih ringkas sehingga pas dengan komponen mesin yang kecil. Spul bertugas sebagai pembangkit energi listrik layaknya generator yang sumbernya berasal dari putaran mesin. Spul ada dua jenis, ada yang menghasilkan listrik AC yang biasanya disebut sistem pengisian AC dan ada pula yang menghasilkan DC atau disebut sistem pengisian DC. Sementara regulator tetap ada pada sistem pengisian motor, tapi nama regulator pada motor mungkin lebih tenar dengan sebutan kiprok. Fungsi regulator ini adalah sebagai pengatur tegangan pengisian dari spul agar tidak terjadi over charging. Selengkapnya bisa juga anda simak pada artikel berikut Cara kerja sistem pengisian sepeda motor 4. Sistem starter Motor yang diproduksi diatas tahun 2000 semuanya sudah menerapkan sistem elektrik starter. Sistem ini bekerja untuk memicu terjadinya pembakaran mesin dengan memutar poros engkol hingga beberapa siklus sampai pembakaran mesin sanggup memutar poros engkol dengan sendirinya Motor starter pada motor secara umum sama seperti sistem starter mobil dimana tugas utama sistem ini diemban oleh sebuah motor listrik yang berada didekat roda gigi poros engkol. Ketika kita tekan tombol starter maka akan ada aliran listrik menuju motor starter yang membuat poros engkol mesin berputar. Cara kerjanya, ketika kita tekan tombol starter maka relay starter atau dikenal dengan bandig starter akan terhubung akibatnya arus listrik dari baterai langsung mengalir ke motor starter. Disini solenoid didalam starter bertugas dalam pengaitan roda gigi pinion sebelum motor starter berputar. 5. sistem indikator dashboard Satu lagi sistem kelistrikan yang tak boleh kita lupakan adalah indikator didalam panel info display. Kalau kita lihat pada panel ini akan terlihat beberapa indikator seperti berikut ; Speedometer Fuel level gauge Indikator lampu sein Indikator lampu jauh Indikator check engine Tacho meter Jarak tempuh kendaraan Semua indikator tersebut bekerja secara terpiasah dari sistem kelistrikan yang kita bahas diatas. Cara kerja indikator ini adalah dengan memanfaatkan sebuah sensor untuk mendeteksi sebuah kondisi pada apa yang dideteksi. Kecuali pada indikator lampu, kalau ini hanya diperlukan seuntai kabel untuk menghidupkan lampu indikator sehingga komponen sensornya terkesan tidak ada. Tapi pada speedometer, maka ada sensor speed yang terletak pada roda depan motor. Sensor ini bekerja secara individual, ada yang bekerja secara mekanis ada pula yang bekerja secara digital. Namun prinsipnya sama yakni mentranslate RPM roda depan kedalam gerakan jarum untuk mengetahui berapa kecepatan yang sedang ditempuh Demikian artikel lengkap dan detail mengenai sistem kelistrikan motor, semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.
Sayaakan mencoba menjelaskan secara khusus tentang rangkaian listrik yang ada didalam speedometer GL MAX Tahun 1990. Didalam speedometer GL MAX Tahun 1990 terdiri dari beberapa rangkaian yaitu : 1. RANGKAIAN LAMPU LISTING 2. RANGKAIAN LAMPU KOTA 3. RANGKAIAN LAMPU DEM 4. RANGKAIAN PENUJUK KEADAAN BENSIN / Jarum Indikator Bensin Motor
Sistem Kelistrikan Sepeda Motor – Dalam sistem kelistrikan pada sebuah sepeda motor hal ini merupakan bagian sangat terpenting karena pada sistem ini menyediakan arus listrik untuk keperluan pembakaran dan untuk menggerakkan pendukung pada sebuah sepeda motor. Sistem Kelistrikan Pada Sepeda MotorSistem Pembangkit ListrikSistem PengisianSistem PengukuranSistem PengapianSistem Penerangan Dan Sistem TandaSistem StarterArti Dan Fungsi Kabel KelistrikanKabel Kelistrikan HondaKabel Kelistrikan YamahaKabel Kelistrikan SuzukiKabel Kelistrikan Kawasaki Hal ini ditinjau dari penggunaan arus listriknya, sistem kelistrikan sepeda motor dapat digolongkan menjadi Sistem Pembangkit listrik Sistem Pengisian Sistem Pengukuran Sistem Pengapian Sistem Penerangan Dan Sistem Tanda Sistem Starter Untuk lebih jelas dapat mengerti dari masing-masing diatas, simak ulasannya berikut ini. Sistem Pembangkit Listrik Dalam sistem pembangkit listrik membangkitkan arus listrik untuk dapat memenuhi kebutuhan pada sepeda motor tersebut. Hal demikian ini ada dua macam pembangkit listrik yang digunakan pada sepeda motor yakni pembangkit listrik arus searah dan pembangkit listrik arus bolak-balik. Sistem Pengisian Dalam sistem ini yang dimaksud dengan sistem pengisian ialah pengisian pada baterai dengan arus listrik dari pembangkit generator . Arus yang diisikan ke baterai tersebut harus berupa arus searah DC . Dengan demikian apabila harus pembangkit masih berupa arus bolak-balik AC maka arus tersebut harus disearahkan terlebih dahulu. Sistem Pengukuran Untuk sistem pengukuran yang digerakkan secara elektrik ialah pengukuran jumlah pada bensin di tangki dan pengkuran pada tekanan oli. Pada panel instrument pengukur tersebut biasanya dipasangkan di dekat lampu kepal pada tangki pengemudi. Namun hal ini tidak semua pada sepeda motor memiliki keduan instrument pengukur tersebut. Sistem Pengapian Dalam sistem pengapian ini menyediakan percikan api untuk dibutuhkan pada ruang bakar. Terjadikan percikan bunga api pada ruang bakar tersebut karena adanya perbedaan tegangan pada kedua elektroda busi. Loncatan bunga api pada elektroda busi terjadi pada saat celah platina membuka. Dengan adanya loncatan bunga api tersebut maka terjadilah pembakaran bensin yang terjadi di ruang bakar. Sistem Penerangan Dan Sistem Tanda Dalam sistem penerangan memiliki fungsi terutama pada saat kondisi malam hari, tetapi pada waktu hujan atau udara berkabut dalam hal ini penerangan tersebut sangat dibutuhkan atau diperlukan. Dalam sistem penerangan pada sepeda motor terdiri atas lampu kepala dan lampu belakang. Untuk lampu kepala itu sendiri terdiri atas lampu jarak jauh dan lampu jarak pendek dan ada juga sebagian sepeda motor ada yang dilengkapi dengan lampu kota. Untuk pada sistem tanda ialah sistem pemberian tanda dengan lampu atau dengan bunyi sistem tanda pada sepeda motor ini terdiri atas seperti klakson, lampu tanda belok dan lampu rem. Untuk sistem tanda hal ini sangat erat sekali hubungannya dengan keselamatan pengendara pada sepeda motor karena sistem tanda ini berguna sebagai pemberi peringatan kepada pemakai jalan yang lainnya. Sistem Starter Dalam sistem starter elektrik digunakan pada beberapa sepeda motor. Starter elektrik ini yakni mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik untuk memutar poros engkol. Pada sepeda motor yang menggunakan elektrik juga dilengkapi dengan starter mekanik karena apabila starter elektriknya rusak atau beterainya tidak kuat lagi untuk menggerakan starter eletrik maka pada sepeda motor masih dapat dihidupkan dengan menggunakan starter mekanik. Arti Dan Fungsi Kabel Kelistrikan Dalam sebuah perawatan sepeda motor dalam hal ini kita perlu mengerti arti ataupun fungsi pada kabel kelistrikan pada sepeda motor. Untuk fungsi kabel itu sendiri ialah untuk menghubungkan listrik dari komponen satu ke komponen kelistrikan yang lainnya. Untuk arti warna kabel pada sepeda motor untuk setiap merek kadang berbeda-beda. Namun pada dasarnya kabel-kabel kelistrikan tersebut mewakili muatan positif + dan negative + pada sepeda motor, jika kita salah saat menghubungkan kabel hal ini akan berakibat fatal bahkan dapat terjadi konsleting pada sistem kelistrikan sepeda motor tersebut. Nah berikut ini untuk mengetahui penjelasan dari arti warna pada kabel kelistrikan sepeda motor seperti motor Honda, Yamaha, Suzuki Dan Kawasaki. Kabel Kelistrikan Honda Merah + aki Hitam + kunci kontak Putih + alternator pengisian + lampu dekat Kuning + arus beban ke saklar lampu Biru + lampu jauh Abu-abu + flasher Biru laut + sein/reting kanan Oranye + sein/reting kiri Coklat + lampu kota Hitam-Merah + spull CDI Hitam-Putih + kunci kontak Hitam-Kuning + koil Biru-kuning + pulser CDI Hijau-kuning + lampu rem Kabel Kelistrikan Yamaha Hitam – massa, berlaku untuk semua negative Hijau + arus beban penerangan Merah + arus positif dari aki Kuning + lampu jauh Cokelat + sein / reting kiri Hijau + araus beban penerangan dan lain-lain Putih-Merah + pulser CDI Hijau-Hitam + rem Kabel Kelistrikan Suzuki Hitam-Putih – massa, berlaku untuk semua negative Putih-Merah + pengisian dari magnet Putih-Biru + koil ke CDI Putih-Hitam + lampu rem Kuning-Putih + penerangan / lampu Biru-Kuning + pulser ke CDI Merah + aki Oranye + kunci kontak Abu-abu + lampu belakang Hijau Muda + sein / reting kanan Hitam + sein / reting kiri Kabel Kelistrikan Kawasaki Hitam-Kuning – massa, berlaku untuk semua negative Putih-Merah + aki Merah-Hitam + lampu jauh Merah-Kuning + lampu dekat Abu-abu + sein / reting kanan Hijau + sein / reting kiri Biru + lampu rem Merah + lampu belakang Coklat + klakson Demikianlah pembahasan mengenai Sistem Kelistrikan Pada Sepeda Motor semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂 PEMELIHARAANKELISTRIKAN SEPEDA MOTOR Gambar 3 : Rangkaian Bintang Tegangan generator U tegangan Phase Up berbeda dengan factor √3 = 1,73 U = Up.1,73 Arus generator adalah sama dengan arus phase. Sebuah rangkaian segitiga (rangkaian Delta) adalah rangkaian dari kumparan yang ujungnya digabungkan pangkal dari kumparan yang lain, misalnya U1 Sistem kelistrikan pada sepeda motor terbuat dari rangkaian kelistrikan yang berbeda-beda, namun rangkaian tersebut semuanya berawal dan berakhir pada tempat yang sama, yaitu sumber listrik baterai. Supaya sistem listrik dapat bekerja, listrik harus dapat mengalir dalam suatu rangkaian yang lengkap dari asal sumber listrik melewati komponen-komponen dan kembali lagi ke sumber listrik. Aliran listrik tersebut minimal memiliki satu lintasan tertutup, yaitu suatu lintasan yang dimulai dari titik awal dan akan kembali ke titik tersebut tanpa terputus dan tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang tidak ada rangkaian, listrik tidak akan mengalir. Artinya setelah listrik mengalir dari terminal positif baterai kemudian melewati komponen sistem kelistrikan, maka supaya rangkaian bisa dinyatakan lengkap, listrik tersebut harus kembali lagi ke baterai dari arah terminal negatifnya, yang biasa disebut massa ground. Untuk menghemat kabel, sambungan dan tempat, massa bisa langsung dihubungkan ke bodi atau rangka besi sepeda motor. Rangkaian kelistrikan sepeda motor ini akan terintegrasi dengan sistem kelistrikan bodi yang menunjang seorang pengendara motor dapat berkendara dengan aman dan nyaman. Beberapa komponen pendukung sistem kelistrikan bodi adalah sebagai berikut. 1. Baterai Baterai adalah tempat penyimpanan tenaga listrik yang mengubah tenaga listrik diubah menjadi tenaga kimia dan sebaliknya. Baterai biasanya terdapat pada mesin yang mempunyai sistem kelistrikan di mana baterai sebagai sumber tegangan sehingga mesin tidak dapat dihidupkan tanpa baterai. Hampir semua baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah 12V untuk sistem pengapian, pengisian , stater dan kebutuhan lainnya pada kendaraan bermotor. Dengan sumber tegangan baterai akan terhindar kemungkinan terjadi masalah dalam menghidupkan awal mesin, selama baterai, rangkaian dan komponen sistem pengapian lainnya dalam kondisi baik. Arus listrik DC Direct Current dihasilkan dari baterai Accumulator. Baterai tidak dapat menciptakan arus listrik, tetapi dapat menyimpan arus listrik melalui proses kimia. Pada umumnya baterai yang digunakan pada sepeda motor ada dua jenis sesuai dengan kapasitasnya yaitu baterai 6 volt dan baterai 12 volt. Di dalam baterai terdapat sel-sel yang jumlahnya tergantung pada kapasitas baterai itu sendiri, untuk baterai 6 volt mempunyai tiga buah sel sedangkan baterai 12 volt mempunyai enam buah sel yang berhubungan secara seri dan untuk setiap sel baterai menghasilkan tegangan kurang lebih sebesar 2,1 volt. Gambar 1. Baterai 2. Altenator Altenator atau generator berfungsi berfungsi sebagai penyedia tegangan yang digunakan untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan sistem-sistem kelistrikan. Sumber tegangan pada sepeda motor merupakan sumber tegangan AC yang sering disebut alternator. Alternator terdiri atas Kumparan Pembangkit Kumparan Stator dan Magnet permanen Rotor, berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus AC. Gambar 2. Alternator 3. Kabel Kabel harness adalah sekelompok kabel-kabel dan kabel yang masing-masing terisolasi, menghubungkan ke komponen-komponen sirkuit, dan sebagainya. Kesemuanya disatukan dalam satu unit untuk mempermudah dihubungkan antara komponen-komponen kelistrikan dari suatu kendaraan. Ada 3 macam kelompok utama yang didesain berdasar kondisi yang berbeda baik besarnya arus yang mengalir, temperature, dan kegunaan. a. Kabel Tegangan Rendah Sebagian besar kabel dan kabel yang terdapat dalam kendaraan adalah kabel yang bertegangan rendah low-voltage wire. b. Kabel Tegangan Tinggi Pada Sistem Kelistrikan Motor Kabel tegangan tinggi biasanya dipakai dalam sistem pengapian untuk menghubungkan komponen koil dengan busi. a. Kabel- Kabel yang di Isolasi Kabel ini dirancang untuk mencegah gangguan yang ditimbulkan sumber dari luar dan digunakan sebagai signal lain, sehingga sering dipasang sebagai kabel antena radio, ignition signal line, oxygen signalline dan tipe kabel dibuat dengan tujuan berbeda dan digunakan dalam beberapa kondisi yang berbeda pula besar arus yang mengalir, temperatur, penggunaan dan lain-lain. Beberapa tipe kabel dibuat dengan tujuan berbeda dan digunakan dalam beberapa kondisi yang berbeda pula besar arus yang mengalir, temperatur, penggunaan dan lain-lain. Contoh warna Kabel pada motor pada umumnya dengan kode huruf B = Black hitam Br = Brown coklat Ch = Chocolate coklat tua Dg = Dark Green hijau tua B/L = Black/Blue hitam/biru G = Green hijau Gy = Gray abu-abu L = Blue biru Lg = Ligth Green hijau muda O = Orange oranye Sb = Sky Blue biru langit R/B = Red / Black merah/hitam L/B = Blue/Black biru/hitam P = Pink merah muda R = Red merah V = Violet ungu W = White putih Y = Yellow kuning Untuk kabel bergaris huruf di depan garis miring menunjukkan warna dasar atau dominan, sedangkan yang dibelakang menunjukkan warna garis. 4. Regulator Merupakan serangkaian komponen elektronik, fungsi utama rectifier adalah sebagai penyearah arus bolak-balik yang dihasilkan alternator menjadi arus searah. Pada sistem pengisian sepeda motor,rectifier juga berfungsi sebagai pengatur/pembatas regulator arus dan tegangan pengisian yang masuk ke baterai maupun ke lampu-lampu pada saat tegangan baterai sudah penuh maupun pada putaran tinggi. Gambar 3. Regulator Beni Setya Nugraha. 200513 5. Flasher Flasher berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik secara otomatis. Arus listrik tersebut dialirkan ke lampu tanda belok .Oleh karenanya lampu tanda belok dapat berkedip.Boentarto. 199363. Sistem tanda belok dengan flasher menggunakan transistor merupakan tipe flasher yang pengontrolan kontaknya tidak secara mekanik lagi, tapi sudah secara elektronik. Sistem ini menggunakan multivibrator oscillator untuk menghasilkan pulsa denyutan ON-OFF amplifier penguat listrik. Selanjutnya flasher akan menghidup-matikan lampu tanda belok agar lampu tersebut berkedip. Gambar 4. Flasher 6. Komponen-Komponen Penghubung Jaringan kabel dibagi dalam beberapa bagian untuk lebih memudahkan dalam pemasangan pada kendaraan. Bagian jaringan kabel dihubungkan kesalah satu bagian oleh komponen penghubung sehingga komponen kelistrikan dan elektronik dapat berfungsi seperti yang direncanakan. a. Connector Connector digunakan untuk menghubungkan kelistrikan antar dua jaringan kabel atau antara sebuah jaringan kabel dan sebuah komponen. Connector diklasifikasikan dalam connector laki-laki male dan perempuan female, karena bentuk terminalnya berbeda. Gambar 5. Connector Gunadi, 2008 416 7. Baut Massa Baut massa ground bolt adalah baut khusus untuk menjamin massa yang baik dari suatu jaringan sistem kelistrikan sehingga dapat berfungsi optimal. Ada beberapa baut massa yang memiliki keistimewaan khusus, yaitu permukaan baut ditandai dengan crom hijau setelah diproses secara listrik untuk mencegah oksidasi. Model baut ini dapat dibedakan dengan baut lainnya karena warnanya hitam kehijauan. Namun yang paling penting, bahwa baut bias menjamin massa baterai kuat terhadap massa.Gunadi,2008415 8. Kunci Kontak Merupakan komponen sepeda motor yang berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik dari sumber tegangan ke sistem supaya sistem dapat bekerja. Kunci kontak pada sistem pengapian terdiri dari 2 tipe yaitu a. Kunci kontak untuk pengapian jenis AC pengendali Massa 1 Pada saat posisi OFF dan LOCK kunci kontak mengarahkan tegangan dari sumber tegangan altenator yang dibutuhkan sistem pengapian ke masa melaluai terminal IG dan E kunci kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. 2 Pada saat posisi ON, kunci kontak memutus hubungkan terminal IG dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh altenator diteruskan kesistem pengapian. b. Kunci kontak untuk pengapian DC pengendali positif 1 Pada saat posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan + baterai ke seluruh sistem kelistrikan untuk mengoprasikan seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan. 2 Pada saat posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan listrik dari sumber tegangan + baterai yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga sisitem kelistrikan tidak dapat bekerja. Gambar 8. Kunci Kontak Pengapian DC Beni Setya Nugraha, 2005 9. Holder Holder merupakan salah satu komponen sistem penerangan yang berisikan saklar-saklar untuk mengontrol sistem penerangan. Saklar-saklar yang berada dalam holder ada 4 sebagai berikut a. Saklar Lampu lightingswitch Saklar lampu berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu. Pada umumnya saklar lampu pada sepeda motor terdapat tiga posisi, yaitu; 1 posisi OFF posisi lampu dalam keadaan mati/tidak hidup 2 posisi 1 pada posisi ini lampu yang hidup adalah lampu kota/jarak baik depan maupun belakang, dan 3 posisi 2 pada posisi ini lampu yang hidup adalah lampu kepala/besar dan lampu kota. Gambar 9. Skema Saklar Lampu Kota dan Utama Beni Setya Nugraha, 2005 b. Saklar Lampu Kepala dimmerswitch Saklar lampu kepala berfungsi untuk memindahkan posisi lampu kepala dari posisi lampu dekat ke posisi lampu jauh aau sebaliknya. Posisi lampu dekat biasanya digunakan untuk saat berkendara dalam kota, sedangkan posisi lampu jauh digunakan saat berkendara ke luar kota selama tidak ada kendaraan lain dari arah berlawanan atau ada kendaraan lain dari arah berlawanan namun jaraknya masih cukup jauh dari kita. Gambar 10. Skema Saklar Lampu Kepala Beni Setya Nugraha, 2005 c. Saklar Lampu Tanda Belok send switch Saklar lampu tanda belok berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu tanda belok. Pada umumnya saklar lampu tanda belok pada sepeda motor terdapat tiga posisi yaitu 1 Posisi off lampu tidak ada yang menyala 2 Posisi lampu kanan hidup 3 Posisi lampu kiri hidup Gambar 11. Sekema Saklar Tanda Belok 10. Swtich Rem Swich rem merupakan saklar untuk menyalakan lampu rem. Swich rem ada dua macam yaitu a. Saklar lampu rem depan front brake light switch Saklar lampu rem depan berfungsi untuk .menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika tuas/handel rem ditarik umumnya berada pada stang/kemudi sebelah kanan. Dengan menarik tuasrem tersebut, maka sistem rem bagian depan akan bekerja, oleh karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara lainnya. b. Saklar lampu rem belakang rear brake light switch Saklar lampu rem belakang berfungsi untuk . Menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika pedal rem ditarik umumnya berada pada dudukan kaki sebelah kanan. Dengan menginjak pedal rem tersebut, maka sistem rem bagian belakang akan bekerja, oleh karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara lainnya. Keterangan gambar A. Saklar rem belakang tipe plunyer B. Pegas C. Pedal rem Gambar 12. Saklar Rem Belakang 11. Bohlam Secara umum, bohlam lampu kepala headlamp terdiri dari dua tipe yaitu tipe sealed beam dan tipe semi sealed beam. Tipe yang paling banyak diaplikasikan pada sepeda motor saat ini adalah bohlam lampu tipe semi sealed beam. Tipe semi sealed beam adalah suatu kontruksi lampu yang dapat diganti dengan mudah dan cepat tanpa memerlukan penggantian secara keseluruhan jika bola lampunya terbakar atau putus. Bola lampu yang termasuk tipe semi sealed beam adalah bola lampu biasa filament tipe Tungsten dan bola lampu Quartz-Halogen, dengan penjelasan sebagai berikut a. Bola Lampu Biasa Filament tipe Tungsten Bola Lampu Biasa Filament tipe Tungsten, adalah bola lampu yang menggunakan filamen kawat pijar tipe lampu jenis ini mempunyai keterbatasan yaitu tidak bisa bekerja diatas suhu yang telah ditentukan karena filamen bisa menguap. Uap tersebut dapat menimbulkan endapan yaitu membentuk lapisan seperti perak di rumah lensa kacanya envelope dan pada akhirnya dapat mengurangi daya pancar lampu tersebut Julius Jama dkk, 2008 144. Gambar 13. Konstruksi Bola Lampu Tungsten Jalius Jama dkk, 2008 145 Jenis lampu ini banyak di aplikasikan untuk bohlam lampu kepala standar dari pabrikan. Warna pijar yang dihasilkan cenderung berwarna kuning dan terasa hangat dibanding halogen. b. Bola Lampu Quartz-Halogen Bola Lampu Quartz-Halogen, merupakan bola lampu yang menggunakan gas halogen dan tertutup rapat didalam tabungnya, sehingga dapat terhindar dari penguapan yang terjadi akibat naiknya suhu. Bola lampu halogen memiliki cahaya yang lebih terang dan putih dibanding bola lampu tungsten, namun lebih sensitif terhadap perubahan suhu Julius Jama dkk, 2008 145. Gambar 14. Konstruksi Bola Lampu Halogen Jalius Jama dkk, 2008 145 Kekurangan lampu jenis lampu ini yaitu sifatnya yang lebih panas. Selain itu kacanya rentan terhadap kandungan garam termasuk keringat manusia, sehingga perlu kehati-hatian dalam pemasangannya. 12. Pengaman sirkuit Pengaman sirkuit ini terdiri dari sekering fuse dan pelindung kabel bodi untuk menghindari putusnya kabel apabila bergesekan dengan benda tajam. a. Sekering fuse Sekering digunakan pada kabel kabel positif setelah aki. Bila dilewati oleh arus yang berlebihan maka akan terbakar dan putus sehingga kebakaran dapat dihindari. Tipe sekering ada 2, yaitu tabung cartridge dan kipas blade. Tipe blade sering banyak digunakan karena lebih kompak dengan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang dan warna dari skering merupakan petunjuk kapasitas sekering 5A-30A Gambar 15. Sekering Catridge dan Blade 13. Klakson Fungsi klakson adalah untuk memberikan peringatan kepada pemakai jalan di depannya agar memberi jalan atau hati – hati. Kecelakaan lalu lintas sering terjadi karena tidak berfungsinya klakson pada mobil tersebut, atau karena klakson tidak dipasang. Bunyi klakson harus cukup keras, tetapi tidak boleh terlalu keras. Klakson yang berbunyi lemah tidak akan terdengar oleh pemakai jalan, sedangkan klakson yang terlalu keras akan mengejutkan pemakai jalan sehingga justru memungkinkan terjadinya kecelakaan. Gambar 16. Klakson
Կጠлаςяմ θጨեИտ еռυՆոሑохω կупቇруλԸቸ ηուдр
Μюρε ጶаፌоξιтըхω ծеክոթուቩРеհичиծ оδιУщалω χብձефαзвуИкреዜиጄач թ խхоጉомի
Θማоηልշеφоς ιφ трΝαсիδ оп эዎиФըռ зεнтиሼ ኢጌолիՎиχотвоδ ዒ հիዴեжէ
Бунխнеψе ιтиЧሎрсጉцዧцо оշጦፅетвΥпебаմ сишεзвесн еслеչሹАкрεсሷድуኛу աфыск отвеդևрсо

Jikarangkaian kelistrikan digambarkan dengan gambar asli benda yang bersangkutan, maka ilustrasi dan pemahamannya bisa menjadi cukup sulit dan rumit. Untuk itu, pada pembuatan diagram rangkaian kelistrikan biasanya dilakukan hanya dengan membuat simbol-simbol yang menunjukkan komponen kelistrikan dan kabel-kabel.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepeda motor pada saat ini telah menjadi moda transportasi yang paling digemari oleh masyarakat. Hal ini didukung dengan berlomba-lombanya para produsen sepeda motor dalam memproduksi sepeda motor dengan berbagai macam model, teknologi serta strategi pemasaran yang sangat menarik oleh para dealerdealer resmi. Perawatan yang sederhana serta tidak membutuhkan biaya perawatan yang terlalu tinggi juga menambah alasan bagi masyarakat luas untuk memilih sepeda motor sebagai moda transportasi. Maka tidak heran jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada 2013 lalu mencapai 104,211 juta unit Berdasarkan kondisi tersebut, maka peluang pekerjaan dalam dunia industri otomotif khususnya sepeda motor masih sangat luas. Dengan demikian maka para lulusan SMK diharapakan mempunyai kompetensi yang memadai dalam bidang perbaikan sepeda motor. Tuntutan tersebut juga akan berlaku bagi para guru SMK untuk juga mampu menguasai materi tentang sepeda motor yang dibutuhkan siswanya untuk menghadapi tuntutan zaman dan perkembangan teknologi. Untuk menghadapi tantangan tersebut mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif yang dicetak sebagai tenaga pengajar mendapatkan mata kuliah tentang praktikum sepeda motor. Tujuannya adalah agar para lulusan mahasiswa yang menjadi tenaga pengajar dapat menyampaikan materi tentang kompetensi Sepeda Motor yang dibutuhkan siswa SMK. Mengingat saat ini mata pelajaran sepeda motor pada beberapa SMK hanya menjadi mata pelajaran muatan lokal dan jarang sekali mendapat perhatian khusus sehingga beberapa guru sedikit menyepelekan tentang mata pelajaran ini. Padahal peluang pekerjaan dalam bidang kompetensi ini masih sangat luas. Pada mata kuliah tersebut setiap mahasiswa diwajibkan mampu menyampaikan materi tentang sepeda motor yang dibagi menjadi empat pokok Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 1 pembahasan, yaitu system kerangka/chasis/body, system pemindah tenaga, system kelistrikan dan system bahan bakar. Pada masing-masing system tersebut dijelaskan tentang cara kerja, fungsi komponen serta diagnosis kerusakan yang terjadi. Untuk menyampaikan materi sepeda motor yang harus disajikan maka disusunlah makalah yang berjudul “Sistem Kelistrikan Sepeda Motor”. System kelistrikan tersebut meliputi system penerangan, system pengapian, system pengisian, dan system starter. System-sistem tersebut akan dibahas lebih jelas pada pembahasan berikutnya. Dengan ditulisnya makalah ini maka diharapkan mahasiswa mampu menyajikan materi tentang sepeda motor dan menguasi kompetensinya serta dapat dijadikan referensi tambahan tentang kompetensi system kelistrikan sepeda motor. B. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dan manfaat dari ditulisnya makalah yang berjudul “Sistem Pengapian Sepeda Motor” secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan materi tentang system kelistrikan pada matakuliah sepeda motor. Tujuan khususnya adalah sebagai berikut 1. Agar mahasiswa mampu membuat materi dan referensi tentang system kelistrikan pada sepeda motor. 2. Agar mahasiswa mampu menguasai materi tentang system kelistrikan pada sepeda motor. 3. Agar mahasiswa mampu menyampaikan materi tentang system kelistrikan sepeda motor. 4. Agar mahasiswa mampu menguasai kompetensi tentang system kelistrikan sepeda motor. C. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah tentang system kelistrikan sepeda motor ini adalah 1. Apa yang dimaksud dengan system kelistrikan pada sepeda motor? Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 2 2. System apa saja yang termasuk dalam system kelistrikan sepeda motor? 3. Bagaimana cara kerja dari masing-masing system tersebut? 4. Bagaimana cara perawatan dan diagnosis kerusakan pada masing-masing system tersebut? Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 3 BAB II PEMBAHASAN A. SISTEM KELISTRIKAN PADA SEPEDA MOTOR Hampir pada semua jenis kendaraan yang ada terdapat suatu system yaitu system kelistrikan. Baik kendaraan yang menggunakan teknologi motor bensin ataupun kendaraan yang menggunakan teknologi motor diesel. Lampu yang terdapat pada kendaraan yang berfungsi sebagai system penerangan juga merupakan bagian dari system kelistrikan. Bahkan untuk menggerakan suatu mesin/motor pada kendaraan juga menggunakan arus listrik sebagai sumber energy utamnya, yaitu mengunakan motor starter. Motor starter berfungsi mengubah arus listrik menjadi energy gerak sehingga dapat menghidupkan suatu motor/mesin pada kendaraan. Pada kendaraan yang menggunakan teknologi motor bensin sistem kelistrikan memegang peranan penting. Pada motor bensin, proses pembakaran membutuhkan suatu percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi. Percikan bunga api oleh busi tersebut merupakan hasil dari system kelistrikan, dimana arus listrik yang terdapat pada busi terjadi konsleting sehingga menimbulkan percikan bunga api. Sepeda motor yang juga menggunakan teknologi motor bensin pada saat bekerjanya juga akan dipengaruhi oleh system kelistrikan. Pada sepeda motor, system kelistrikan adalah “suatu system yang berfungsi menyediakan arus listrik untuk mendukung sistem yang bekerja pada proses pembakaran dan sistem pendukung lainnya yang bekerja sistem untuk mendukung kinerja tersebut diantaranya adalah mesin”belajar-otomotifsystem starter, system pengisian/system pembangkit, system pengapian dan system penerangan atau system kelistrikan body. Berikut ini akan dibahas tentang fungsi, komponen, cara kerja dan diagnosa kerusakan pada system-sistem tersebut. B. SYSTEM STARTER System starter atau yang dikenal juga dengan system penggerak mula merupakan system yang berfungsi sebagai system yang memberikan tenaga putar Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 4 pertama untuk mesin sehingga mesin tersebut menyala. Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa “Sistem starter berfungsi memberikan tenaga putar bagi mesin untuk memulai siklus kerjanya”. Pada system starter tenaga yang digunakan sebagai penggerak mula suatu mesin bermacam-macam. Tetapi yang digunakan pada sepeda motor hanya dua jenis yaitu sistem starter dengan penggerak motor listrik elektrik starter dan menggunakan penggerak mekanik/tenaga manusia kick starter. Sistem kelistrikan pada sepeda motor melayani kinerja dari sistem starter dengan penggerak motor listrik, yang bekerja dengan cara mengubah energy listrik menjadi energy gerak/mekanik untuk penggerak mula suatu mesin/motor. Umumnya, motor listrik dipasangakan pada poros engkol menggunakan perantara roda gigi ,aupun rantai. Motor starter memperoleh sumber energy listrik dari baterai, sehingga motor starter harus mampu menghasilkan momen yang besar dari energy listrik yang hanya 12 v dari baterai. Dengan menggunakan elektrik starter, maka kinerja manusia dalam mengidupkan suatu mesin sepeda motor menjadi lebih mudah. 1. Komponen Sistem Elektrik Starter Sepeda Motor a. Baterai. Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik tegangan rendah pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya. b. Kunci kontak. Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus On-Off rangkaian kelistrikan sepeda motor. c. Relay starter. Sebagai relay utama sistem starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter. d. Saklar starter. Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat kunci kontak pada posisi ON. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 5 e. Motor starter. Merupakan motor starter listrik kebanyakan tipe DC yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan mesin Gambar 1. Letak Komponen Sistem Starter 2. Cara Kerja. Sistem starter bekerja pada beberapa kondisi, yaitu pada saat kunci kontak OFF, pada saat kunci kontak ON saklar starter belum tertekan dan saat kunci kontak ON saklar starter ditekan. Gambar 2. Skema rangkaian sistem starter Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 6 a. Pada saat kunci kontak OFF. Hubungan baterai sebagai sumber tegangan listrik dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan. b. Pada saat kunci kontak ON, saklar starter belum ditekan. Jika saklar starter belum ditekan tetapi kunci kontak ON, maka arus dari baterai akan mengalir ke relay starter akan tetapi motor starter belum menyala. c. Pada saat kunci kontak ON saklar starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan posisi START pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan arus akan mengalir Baterai ⇒ Sekering ⇒ Kunci Kontak ON ⇒ Kumparan Relay Starter ⇒ Tombol Starter START ⇒ massa. Motor starter akan bekerja memutarkan poros engkol dengan cara mengubah arus listrik menjadi gerak putar. d. Mekanisme penggerak motor starter. Motor starter dihubungkan pada poros engkol melaluai dua mekanisme penggerak. Mekanisme penggerak bertujuan untuk meningkatkan momen putar melalui gigi reduksi dan mencegah berputarnya motor starter saat mesinsudah menyala. Kedua mekanisme tersebut yaitu mekanisme menggunakan rantai penggerak dan sprocket dan mekanisme penghubung menggunakan roda gigi. Gambar 3. Mekanisme penggerak motor starter Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 7 starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah. Gambar 4. Cara kerja kopling satu arah 3. Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Starter a. Pemeriksaan dan perawatan baterai baterai  Memeriksan cairan baterai/air aki.  Memeriksa berat jenis baterai dengan hydrometer.  Memeriksa selang-selang ventilasi baterai. b. Pemeriksaan relay starter  Menekan saklar starter saat kunci kontak ON. Harus terdapat bunyi klik pada relay starter. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 8  Jika tidak terdapat bunyi klik maka periksa tegangan pada terminal relay starter yang menuju tombol starter, harus terdapat tegangan 12 v.  Jika tidak ada tegangan maka periksa hubungan/kontinuitas pada kumparan relay starter. Jika tidak ada hubungan ganti relay starter. c. Memeriksa motor starter  Melakukan pembongkaran dan pelepasan motor starter.  Periksa komutator. Jika warna beubah maka terjadi huungan singkat dengan kumparan armature.  Pemeriksaan bantalan.  Pemeriksaan kumparan armature. Pemeriksaan kontinuitas kumparan dan kebocoran kumparan.  Memeriksa sikat arang. Meliputi panjang sikat, pegas, hubungan singkat terminal kabel dan kontinuitasnya. d. Memeriksa mekanisme kopling satu arah  Melepas kopling starter  Memeriksa sil terhadap kerusakan.  Memeriksa bantalan jarum.  Memeriksa pengglinding kopling satu arah. Gambar 5 Pemeriksaan mekanisme kopling satu arah 4. Diagnosis Kerusakan Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 9 Langkah utama sebelum melakukan diagnosis kerusakan adalah periksa kabel-kabel pada sistem dari hubungan longgar atau berkarat. Berikut ini adalah gejala kerusakan pada sistem starter dan diagnosa kerusakannya. a. Motor starter tidak berputar b. Motor starter berputar pelan  Tegangan baterai lemah.  Ada tahanan yang berlebihan di dalam rangkaian kelistrikan sistem starter.  Kabel motor starter, kabel massa atau kabel positip baterai longgar.  Sikat motor starter aus. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 10 c. Motor starter berputar tetapi mesin tidak ikut berputar  Kopling starter rusak.  Rantai penggerak/sprocket atau roda gigi starter rusak. d. Motor starter dan mesin berputar tetapi mesin tidak hidup  Putaran motor starter terlalu pelan.  Sistem pengapian rusak.  Problem lain pada mesin kompresi rendah, busi kotor, dsb. C. SYSTEM PENGAPIAN Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sepeda motor menggunakan teknologi motor bensin pada proses pembakarannya membutuhkan percikan bunga api yang disupali oleh sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan yang menghasilkan percikan bunga api pada proses pembakaran disebut dengan sistem pengapian. Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa “Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder”. Pada sepeda motor, sistem pengapian terbagai menjadi beberapa macam. Menurut sumber tegangannya terbagi menjadi sistem pengapian baterai DC dan sistem pengapian magnet AC. Menurut perkembangan teknologinya maka sistem pengapian dibagi menjadi dua macam yaitu sistem pengapian konvensional platina dan sistem pengapian elektronik CDI. Dikarenakan pada kondisi saat ini semua kendaraan telah menggunakan sistem pengapian elektronik, maka pada pembahasan berikut ini akan dibahas mengenai sistem pengapian elektronik baterai DC dan magnet AC. Pengapian elektronik pada sepeda motor lebih dikenal dengan sistem pengapian CDI Capacitor Discharge Ignition. Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian charge dan pengosongan discharge muatan Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 11 kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti halnya kontak platina pada sistem pengapian konvensional. Sebagai pengganti kontak platina, pada sistem pengapian elektronik digunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier yang disebut Thyristor switch. SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga pada sistem pengapian elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu 1 Keuntungan Mekanik  Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR, sehingga tidak terjadi keausan komponen.  Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang pendek seperti pada sistem pengapian konvensional.  Kerja sistem pengapian elektronik stabil karena tidak ada keausan komponen sehingga bahan bakar relatif ekonomis karena pembakaran lebih sempurna.  Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian dapat dikemas kedap air. 2 Keuntungan Elektrik  Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga pembakaran lebih sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan.  Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna. 3 Kekurangan Sistem Elektrik  Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit CDI, berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti satu unit.  Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem pengapian pada sepeda motor menurut sumber tegangannya terbagi menjadi dua macam, yaitu pengapian baterai Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 12 DC dan pengapian arus bolak-balik AC. Pengapian arus bolak-balik AC sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik AC. Sedangkan pengapian baterai DC sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai yang disuplay oleh sistem pengisian, sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah DC. 1. Sistem Pengapian Elektronik Magnet CDI-AC Komponen-komponen yang bekerja pada sistem pengapian diantaranya adalah a. Sumber Tegangan. Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian magnet elektronik AC merupakan sumber tegangan AC Alternating Current, berupa Alternator Kumparan Pembangkit/stator dan Magnet/rotor. Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik AC. Pada sepeda motor, rotor juga berfungsi sebagai fly wheel. b. Kunci Kontak Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus On-Off rangkaian pengapian dan rangkaian kelistrikan lainnya pada sepeda motor. Kunci kontak untuk pengapian AC merupakan tipe pengendali massa.  Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan tegangan dari sumber tegangan alternator yang dibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kunci kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisi lain, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskan hubungan tegangan + baterai terminal BAT dan BAT 1 sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.  Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator diteruskan ke Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 13 sistem pengapian. Sistem pengapian dapat dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistem kelistrikan dapat dioperasikan. Gambar 6. Kunci kontak c. Koil Pengapian Koil pengapian Ignition Coil, berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan alternator menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Gambar 7. Koil pengapian d. Unit CDI arus bolak-balik AC-CDI Unit AC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronik yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan untuk melakukan pengisian charge dan pengosongan discharge muatan kapasitor, kemudian dialirkan melalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 14 1 RECTIFIER RECTIFIER 2 CAPACITOR 3 THYRISTOR SWITCH 4 Keterangan 1 Dari sumber tegangan alternator. 2 Dari signal generator. 3 Ke ignition coil. 4 Massa CDI CDI adalah sebagai berikut Rectifier bekerja menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh sumber tegangan alternator maupun oleh signal generator pick up coil. Kapasitor capacitor menyimpan energi hasil induksi dari kumparan stator alternator dimana terdapat magnet permanen yang berputar rotor alternator di dekat kumparan stator. Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil yang mengalir melalui kaki Gate G. Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui terhubungnya terminal Anoda A dan Katoda K pada Thyristor. Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat discharge melalui kumparan primer koil pengapian Ignition Coil untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil pengapian. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 15 e. Kumparan Pembangkit Pulsa pick up coil Kumparan Pembangkit Pulsa Signal generator/Pick up coil, bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger pemicu yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge seluruh muatan kapasitor. Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan menghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh perubahan garis gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasang pada rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 2 1 3 + 0 - 1 2 3 Gambar 8. Prinsip kerja kumparan penghasil pulsa Keterangan 1 Reluctor mencapai pickup coil 2 Reluctor di tengah pick up coil 3 Reluctor meninggalkan pick up coil f. Busi Busi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu busi panas, busi dingin dan busi sedang. Busi dingin adaalah busi yang mempunyai kemampuan untuk menyerap dan melepas/membuang panas dengan cepat sekali. Busi dingin biasanya digunakan pada mesin yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya tinggi. Sedangkan busi panas adalah busi dengan kemampuan menyerap dan melepas panas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya rendah. Berikut ini adalah penjelasan tentangsistem kode busi. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 16 Berikut ini akan dibahas tentang bagaimana cara kerja dari sistem pengisian elektronik arus bolak-balik CDI-AC dan gambar skema sistem pengapian magnet elektronik. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 17 Gambar 9 skema sistem pengapian magnet elektronik. a. Pada saat kunci kontak OFF Kunci kontak dalam posisi terhubung dengan massa. Arus listrik yang dihasilkan sumber tegangan Alternator dibelokkan ke massa melalui kunci kontak, tidak ada arus yang mengalir ke unit CDI sehingga sistem pengapian tidak bekerja dan motor tidak dapat dihidupkan. b. Pada saat kunci kontak ON Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehingga arus listrik yang dihasilkan alternator akan mengalir masuk ke sistem pengapian. Ketika rotor alternator magnet berputar, kumparan stator menghasilkan arus listrik ⇒ disearahkan dioda ⇒ mengisi kapasitor sehingga muatan kapasitor penuh. Pada saat yang ditentukan saat pengapian, arus sinyal dihasilkan oleh signal generator pick up coil. Arus sinyal pick up coil ⇒ Gate G Thyristor switch dan mengaktifkan Thyristor. Thyristor aktif kaki Anoda ke Katoda terhubung dan arus listrik dapat mengalir dari kaki Anoda A ⇒ K. Katoda Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge dikosongkan muatannya dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koil pengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300 V. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 18 Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik. 2. Sistem Pengapian Elektronik Baterai CDI-DC Setelah membahas sistem pengapian elektronik magnet CDI-AC, dalam pembahasan selanjutnya akan dibahas tentang sistem pengapian elektronik baterai CDI-DC. Komponen sistem pengapian baterai akan dijelaskan sebagai berikut. a. Sumber tegangan. Sumber tegangan DC Direct Current, berupa Baterai yang didukung oleh sistem pengisian Kumparan Pengisian, Magnet dan Rectifier/Regulator, berfungsi sebagai penyedia tegangan DC yang diperlukan oleh sistem pengapian. Gambar 10. Baterai b. Kunci kontak. Berbeda dengan kunci kontak pada sistem pengapian elektronik magnet, kunci kontak pada sistem pengapian elektronik baterai menggunakan sistem pengendali positip.  Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan + baterai ke seluruh sistem kelistrikan termasuk sistem pengapian untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan yang ada. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 19  Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan dari sumber tegangan terminal + baterai yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan. Gambar 11. Kunci kontak dan terminalnya c. Koil pengapian Koil pengapian Ignition Coil, berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan alternator menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Gambar 12. Koil d. Unit DC-CDI Merupakan serangkaian komponen elektronik yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan untuk melakukan pengisian charge dan pengosongan discharge muatan kapasitor, kemudian dialirkan melalui kumparan primer Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 20 koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. 1 Dari sumber tegangan 2 Dari signal generator pick up coil 3 Ke ignition coil 4 Massa CDI Prinsip kerja dari komponen DC CDI adalah sebagai berikut  DC-DC Conventer merupakan serangkaian komponen elektronik yang menaikkan tegangan sumber baterai dan menyearahkannya lagi untuk dialirkan ke kapasitor. Kapasitor capacitor menyimpan energi hasil induksi dari DCDC Conventer sampai kapasitas muatannya penuh.  Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil yang terlebih dahulu diperkuat di dalam rangkaian penguat sinyal amplifier, dialirkan ke kaki Gate G. Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui terhubungnya terminal Anoda A dan Katoda K pada Thyristor.  Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat discharge melalui kumparan primer koil pengapian Ignition Coil untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil pengapian. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 21 e. Kumparan pembangkit pulsa signal generator Bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger pemicu yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge seluruh muatan kapasitor. Komponen ini sama dengan komponen pada sistem pengapian elektronik magnet. f. Busi. Berfungsi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi ± volt. Pembahasan tentang cara kerja sistem pengapian elektronik baterai CDIDC akan dijelaskan sebagai berikut. Gambar 13. Rangkaian sistem pengapian elektronik baterai a. Saat kunci kontak OFF Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem pengapian terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga motor tidak dapat dihidupkan. b. Saat kunci kontak ON Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 22 Kunci kontak menghubungkan sumber tegangan + baterai dengan rangkaian sistem pengapian, sehingga arus listrik dari baterai dapat disalurkan ke unit CDI DC-DC Conventer. Ketika rotor alternator magnet berputar, reluctor ikut berputar. Pada saat reluctor mulai mencapai lilitan pick up coil, lilitan pick up coil akan menghasilkan sinyal listrik yang dimanfaatkan untuk mengaktifkan Switch Transistor Tr pada DC-DC Conventer. Kumparan primer dan sekunder Kump. pada DC-DC Conventer akan bekerja secara induksi menaikkan tegangan sumber ⇒ disearahkan lagi oleh dioda D ⇒ mengisi kapasitor C sehingga muatan kapasitor penuh. * Sinyal yang dihasilkan lilitan pick up coil tersebut belum mampu membuka gerbang Gate Thyristor switch SCR sehingga SCR belum bekerja. Pada saat yang hampir bersamaan saat pengapian, arus sinyal yang dihasilkan oleh signal generator pick up coil mampu membuka gerbang SCR sehingga SCR menjadi aktif dan membuka hubungan arus listrik dari kaki Anoda A ⇒ Katoda K. Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge dikosongkan muatannya dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koil pengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300 V. Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik. Setelah membahas komponen dan cara kerja sistem pengapian, maka pembahasan berikutnya adalah perwatan dan pemeriksaan komponen sistem pengapian. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 23 a. Pemeriksaan alternator  Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Dengan ohm meter. . Gambar 14. Pemeriksaan alternator  Pemeriksaan magnet/rotor secara visual keretakan, kotoran, kondisi pasak/spie pada poros engkol. Gambar 15. Pemeriksaan magnet rotor Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 24 b. Pemeriksaan dan perawatan baterai  Memeriksa cairan baterai.  Memeriksa berat jenis baterai  Memeriksa cairan baterai c. Pemeriksaan kunci kontak  Memeriksa hubungan antar terminal menggunakan ohm meter. . Gambar 16. Pemeriksaan kunci kontak dan terminalnya. d. Pemeriksaan koil pengapian  Memeriksa tahanan kumparan primer 0,5-1 .  Memeriksa tahanan kumparan skunder dengan cap busi 7,2-8,8 K.  Memeriksa tahanan kumparan skunder tanpa cap busi 11,5-14,5 K Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 25 Gambar 17. Pemeriksaan terminal pada koil pengapian  Memeriksa kabel tegangan tinggi busi secara visual dan dengan tes percikan. Percikan yang baik lebih dari 6 mm Gambar 18. Pemerksaan kabel tegangan tinggi e. Pemeriksaan CDI  Memeriksa kontinuitas antar terminal dengan menggunakan ohm meter. + - SW EXT FP/PC E IGN SW 16 260 18 ~ EXT FP/PC E IGN ~ ~ 260 ~ 180 60 ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 22 ~ ~ Keterangan 1 SW Switch Bl/W 2 EXT Exiter Bl/R 3 FP/PC Fixed Pulser/Pick up coil Bu/Y 4 E Earth G/W Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 26 5 IGN Ignition Bl/Y f. Pemeriksaan kumparan pembangkit pulsa  Memeriksa tahanan kumparan menggunakan Ohm Meter. Tahanan pick up coil 50 – 200 Honda. g. Pemeriksaan dan penyetelan busi  Memeriksa keausan elektroda busi  Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator dan elektroda busi. Gambar 19. Ujung celah busi Keterangan 1 Normal Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu. Kondisi mesin normal dan penggunaan nilai panas busi yang tepat. 2 Tidak normal Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan elektroda akibat kebocoran oli pelumas ke ruang bakar atau karena penggunaan oli pelumas yang berkualitas rendah. 3 Tidak Normal Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan campuran bahan bakar & udara terlalu kaya atau kesalahan pengapian. Setel ulang, apabila tidak ada perubahan naikkan nilai panas busi. 4 Tidak Normal Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah disebabkan kebocoran oli pelumas atau kesalahan pengapian. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 27 5 Tidak Normal Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda meleleh disebabkan pengapian terlalu maju atau overheating. Coba atasi dengan menyetel ulang sistem pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupun sistem pendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang lebih dingin.  Membersihkan insulator dengan sikat baja.  Menyetel celah elektroda busi. Celah 0,6 – 0,7 Gambar 20. Penyetelan celah busi h. Pemeriksaan timming pengapian Pemeriksaan menggunakan timming light dengan langkah sebagai berikut  Memasang timing light  Mesin dihidupkan pada putaran stasioner ± rpm.  Arahkan timing light ke tanda penyesuai pada tutup magnet Gambar 21. Penyetelan top kompresi  Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajar dengan tanda “Penyesuai”. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 28 F F TEPAT Gambar 22. Penyetelan timming pengapian  Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu cepat Voor.  Sebaliknya, Apabila “Garis-F” terlihat sesudah melewati “Penyesuai”, berarti pengapian terlaku lambat.  Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabila terlihat “Penyesuai” di tengah tanda “Advance //”. F ADVANCE Gambar 23. Penyetelan timming pengapian  Pada umumnya, waktu pengapian untuk sistem pengapian elektronik tidak dapat disetel karena konstruksi dudukan komponen pick up coil dan reluctor, dsb dibuat tetap.  Jika pengapian tidak tepat maka disebabkan adanya komponen sistem pengapianyang mengalami kerusakan. D. SISTEM PENGISIAN DAN PENERANGAN Sistem pengisian dan penerangan sepeda motor merupakan dua sistem yang saling berkaitan. Hal tersebut dapat dilihat karena sistem tersebut bekerja pada saat kendaraan/motor sudah menyala. Beberapa sistem penerangan yang dapat bekerja Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 29 sebelum motor/kendaraan menyala ada beberapa saja, diantaranya lampu tanda belok maupun klakson. Berikut ini adalah skema rangkaian kedua sistem. Gambar 24. Skema rangkaian sistem pengisian dan penerangan 1. Sistem Pengisian Sistem pengisian berfungsi sebagai pendukung fungsi baterai. Fungsi baterai pada sepeda motor adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-komponen sistem kelistrikan seperti motor starter, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya. Satu hal yang perlu diingat adalah kapasitas baterai yang sangat terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai kebutuhan tenaga listrik secara terus-menerus. Baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh sistem kelistrikan pada sepeda motor tersebut. Untuk itu pada sepeda motor diperlukan sistem pengisian yang memproduksi tenaga listrik untuk mengisi kembali baterai sekaligus mendukung kinerja baterai mensuplai kebutuhan listrik ke sistem yang membutuhkannya pada saat sepeda motor dihidupkan. Berikut ini adalah skema gamar sistem pengisian. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 30 Gambar 25. Skema sistem pengisian Sistem pengisian terdiri dari beberapa komponen, komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. a. Sumber Tegangan Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang digunakan untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan sistemsistem kelistrikan. Sumber tegangan yang digunakan pada sistem pengisian sepeda motor merupakan sumber tegangan AC Alternating Current, yang sering disebut Alternator. Alternator terdiri atas Kumparan Pembangkit Kumparan Stator dan Magnet permanen Rotor, berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolakbalik AC. Gambar 26. Kumparan stator dan rotor Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 31 b. Baterai Baterai, merupakan penyimpan tenaga listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian, energi listrik diubah kedalam bentuk energi kimia. Baterai juga berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik sementara dalam bentuk tegangan DC yang diperlukan oleh sistem-sistem kelistrikan sepeda motor, dengan didukung oleh sistem pengisian. Pada saat kita akan mengisi baterai menggunakan battery charger, besar arus dan lamanya waktu pengisian tergantung dari kapasitas baterai dan prosentase pengosongan baterai yang didapatkan dari hasil pengukuran elektrolit. arus untuk pengisian normal maksimal 10% dari kapasitas baterai, sedangkan untuk pengisian cepat besarnya arus pengisian maksimal 50% dari kapasitas baterai. c. Rectifier merupakan serangkaian komponen elektronik, fungsi utama rectifier adalah sebagai penyearah arus bolak-balik yang dihasilkan alternator menjadi arus searah. Pada sistem pengisian sepeda motor, rectifier juga berfungsi sebagai pengatur/pembatas regulator arus dan tegangan pengisian yang masuk ke baterai maupun ke lampu-lampu pada saat tegangan baterai sudah penuh maupun pada putaran tinggi. Terdapat berbagai jenis rectifier yang digunakan pada sistem pengisian sepeda motor, diantaranya a silikon rectifier, b silikon regulator rectifier, c selenium rectifier, dan d regulator rectifier. a b c d Gambar 27. Jenis rectifier d. Sekring Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 32 Sebagai pengaman dalam rangkaian sistem kelistrikan. Sekring yang biasa digunakan pada sistem pengisian adalah 10 A. 2. Sistem Penerangan Sistem penerangan juga dapat disebut sebagai sistem kelistrikan body standard. Sistem tersebut digunakan sebagai salah satu sistem yang aplikable pada sepeda motor. Fungsi utama dari sistem penerangan adalah untuk menerang jalan bagi pengendara saat malam hari. Selain itu sistem tersebut dapat digunakan sebagai aksesoris tambahan pada sepeda motor. Komponen sistem penerangan lebih sederhana, yaitu baterai sebagai sumber tegangan, saklar, sekring dan lampu/beban. Akan tetapi skema rangkaian pada kendaraan membutuhkan pembahasan yang lebih mendalam. Sistem penerangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu sistem penerangan AC dan sistem penerangan DC. a. Sistem Penerangan AC Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik AC. Sistem penerangan tipe AC banyak digunakan pada kendaraan tipe Cub. Sistem penerangan tipe AC mempunyai kelemahan dimana untuk mengoperasikan lampu harus menyalakan motor terlebih dahulu, disamping itu nyala lampu tidak stabil, sangat tergantung kepada naik-turunnya putaran motor rpm. Berikut ini skema rangkaiannya. Gambar 28. Skema rangkaian sistem penerangan AC Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 33 b. Sistem Penerangan DC Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai yang disuplay oleh sistem pengisian, sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah DC. Keuntungan sistem penerangan tipe DC  Lampu penerangan dapat dioperasikan walaupun motor dalam kondisi dimatikan  Nyala lampu terang dan stabil, tidak tergantung kepada putaran motor rpm 3. Pemeriksaan dan Perawatan Komponen Sistem Pengisian dan Penerangan a. Pemeriksaan Alternator  Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Dengan ohm meter. . Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 34 Gambar 29. Pemeriksaan alternator  Pemeriksaan magnet/rotor secara visual keretakan, kotoran, kondisi pasak/spie pada poros engkol. Gambar 30. Pemeriksaan magnet rotor b. Pemeriksaan dan Perawatan Baterai  Memeriksa cairan baterai.  Memeriksa berat jenis baterai  Memeriksa cairan baterai c. Pemeriksaan rectifier d. Pemeriksaan tegangan pengisian Motor dalam kondisi hidup, dan baterai dalam kondisi terisi penuh. Pasangkan Volt meter dan Amper meter, kemudian lakukan pengukuran. Tegangan pengisian yang diatur 14,0 – 16,0 V pada 5000 rpm Arus 0,5 A – 5 A Gambar 31. Pemeriksaan tegangan pengisian e. Pemeriksaan tegangan yang diatur pada lampu kepala Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 35 Tegangan penerangan yang diatur adalah 10,5 – 14,5 V pada 5000 rpm. Gambar 32. Pemeriksaan tegangan pada lampu kepala f. Memeriksa hubungan terminal saklar lampu penerangan dan saklar dim pada tiap posisi kerjanya menggunakan Ohm meter Gambar 33. Pemeriksaan hubungan saklar lampu g. Penggantian bolam lampu  Lepaskan tutup/batok lampu depan  Lepaskan tutup debu bola lampu depan, dorong soket bola  lampu dan putar berlawanan arah jarum jam dan lepaskan soket. Gambar 34. Melepas Tutup Debu dan Soket Lampu  Lepaskan bola lampu depan. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 36  Pasang bola lampu baru dengan mentepatkan tonjolannya dengan alur pada unit lampu depan. Gambar 35. Memasang Bola Lampu Depan  Pasang soket bola lampu dan tutup soket bola lampu dengan tanda “TOP” menghadap ke atas. Gambar 36. Memasang soket bolam lampu 4. Diagnose Kerusakan pada Sistem Pengisian dan Penerangan a. Tidak ada arus listrik – Kunci kontak dalam keadaan hidup  Baterai mati, disebabkan oleh  Baterai tidak terisi  Elektrolit baterai kering/menguap  Kerusakan pada sistem pengisian  Kabel baterai lepas/putus  Sekering utama putus b. Tenaga listrik lemah – Kunci kontak dalam keadaan hidup  Baterai lemah, karena  Elektrolit baterai kurang/Tinggi permukaan elektrolit rendah  Muatan baterai bekurang Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 37  Kerusakan pada sistem pengisian  Kabel baterai longgar/kendor c. Tenaga listrik kadang-kadang ada/tidak ada  Hubungan kabel baterai longgar/kendor  Hubungan kabel sistem pengisian longgar/kendor  Ada hubungan singkat pada sistem penerangan d. Tenaga listrik lemah – Mesin dalam keadaan hidup  Baterai tidak terisi penuh, karena  Elektrolit baterai kurang  Ada satu atau lebih dari sel baterai yang rusak/mati  Kerusakan pada sistem pengisian e. Pengisian baterai berlebihan  Ada rangkaian terbuka atau hubungan singkat pada kabel massa regulator/rectifier.  Ada kelonggaran/kontak yang kurang baik pada kabel massa regulator/rectifier.  Regulator/rectifier rusak. f. Lampu depan tidak menyala atau bola lampu sering terbakar pada saat mesin dihidupkan a Saklar lampu dan/atau lampu jauh rusak b Bola lampu rusak c Kumparan penerangan alternator rusak d Regulator/rectifier rusak e Konektor tidak terhubung dengan baik atau longgar. g. Arah sinar lampu depan tidak berpindah ketika saklar lampu jauh ditekan a Bola lampu terbakar b Saklar lampu jauh rusak c Konektor tidak terhubung dengan baik atau longgar. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 38 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Terdapat 4 sistem kelistrikan pada sepeda motor, yaitu sistem starter, sistem pengapian, sistem pengisian dan penerangan. Keempat sistem tersebut saling berkaitan bekerja, maka diperlukan pembahasan yang menyeluruh pada keempa sistem tersebut Dari pembahasan tentang sistem kelistrkan sepeda motor yang telah dibahas di atas menunujukan bahwa pembahasan pada bagian ini teramat sagat luas. Akan tetapi pada beberapa sistem terdapat komponen-komponen yang sama dengan cara kerja yang sama. B. SARAN Pembahasan dari keempat sistem kelistrikan tersebut berkutat pada komponen, cara kerja, pemeriksaan dan perawatan, serta diagnose kerusakan. Akan tetapi seiring berkembanganya teknologi, sistem-sistem tersebut mengalami berbagai macam perubahan. Maka diharapkan bagi para pembaca untuk terus mencari kekurangan yang dari apa yang telah dituliskan pada makalah ini. Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 39 DAFTAR PUSTAKA Nugraha Beni, Sistem Starter Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Nugraha Beni, Sistem Pengapian Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Nugraha Beni, Sistem Pengisian dan Penerangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kelompok 3│SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR 40
RangkaianKelistrikan Sepeda Motor Seri Dan Paralel. sistem starter elektrik sepeda motor Recycle Bin. ELEKTRONIKA CLUB MENYULAP MOTOR LISTRIK MENJADI Harga Motor Listrik Gesits Review Spesifikasi amp Gambar. Cara Membuat Sepeda Listrik Sederhana Dari Barang Bekas. Motor Listrik Dunia Listrik. RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK asnil Sistem kelistrikan pada sepeda motor terbuat dari rangkaian kelistrikan yang berbeda-beda, namun rangkaian tersebut semuanya berawal dan berakhir pada tempat yang sama, yaitu sumber listrik misalnya baterai. Lalu, apa sebenarnya rangkaian circuit tersebut? Supaya sistem kelistrikan dapat bekerja, listrik harus dapat mengalir dalam suatu rangkaian yang komplit/lengkap dari asal sumber listrik melewati komponen-komponen dan kembali lagi ke sumber listrik. Aliran listrik tersebut minimal memiliki satu lintasan tertutup, yaitu suatu lintasan yang dimulai dari titik awal dan akan kembali lagi ke titik tersebut tanpa terputus dan tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang tempuh. Jika tidak ada rangkaian, listrik tidak akan mengalir. Artinya, setelah listrik mengalir dari terminal positif baterai kemudian melewati komponen sistem kelistrikan, maka supaya rangkaian bisa dinyatakan lengkap, listrik tersebut harus kembali lagi ke baterai dari arah terminal negatifnya, yang biasa disebut massa ground. Untuk menghemat kabel, sambungan connector dan tempat, massa bisa langsung dihubungkan ke body atau rangka besi sepeda motor atau ke mesin. Tahanan, Arus dan Tegangan pada Rangkaian Pada satu rangkaian kelistrikan yang terdapat pada sepeda motor biasanya digabungkan lebih dari satu tahanan listrik atau beban. Beberapa tahanan listrik mungkin dirangkaikan di dalam satu rangkaian/sirkuit dengan salah satu diantar tiga metode penyambungan berikut ini a. Rangkaian Seri b. Rangkaian Paralel c. Rangkaian Kombinasi Seri – Paralel Nilai/jumlah tahanan dari seluruh tahanan yang dirangkaikan didalam sikuit/rangkaian disebut dengan tahanan total combined resistance. Cara perhitungan tahanan, arus dan tegangan dari ketiga jenis rangkaian di atas adalah berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Rangkaian Seri Tipe penyambungan rangkaian seri yaitu bila dua atau lebih tahanan R1, R2, dan R3 dan seterusnya dirangkaikan di dalam satu sirkuit/rangkaian seperti gambar 3. 8 di bawah ini, sehingga hanya ada satu jalur untuk mengalirnya arus. Gambar Rangkaian seri Pada rangkaian seri, jumlah arus yang mengalir selalu sama pada setiap titik/tempat komponen. Sedangkan tahanan total adalah sama dengan jumlah dari masing-masing tahanan R1, R2 dan R3. Dengan adanya tahanan listrik di dalam sirkuit, maka bila ada arus listrik yang mengalir akan menyebabkan tegangab turun setelah melewati tahanan. Besarnya perubahan tegangan dengan adanya tahanan disebut dengan penurunan tegangan voltage drop. Pada rangkaian seri, penjumlahan penurunan tegangan setelah melewati tahanan akan sama dengan tegangan sumber Vt. Adapun rumus arus listrik, tahanan dan tegangan pada rangkaian seri adalah sebagai berikut Itotal = I1 = I2 = I3 Rtotal = R1 + R2 + R3 Vtotal = V1 + V2 + V3 Kuat arus I yang mengalir pada rangkaian seri besarnya sama pada R1, R2 dan R3, sehingga dapat dihitung menjadi V I = Rtotal = I = V R 1 + R 2 + R 3 Bila arus I mengalir pada sirkuit/rangkaian, penurunan tegangan V1, V2 dan V3 setelah melewati R1, R2 dan R3 dihitung dengan Hukum Ohm. V1 = R1 x I V2 = R2 x I V3 = R3 x I Berdasarkan contoh gambar di atas besarnya masing-masing tahanan, kuat arus dan tegangan dapat dihitung sebagai berikut Tahanan total Rtotal = R1 + R2 + R3 = 2 + 4 + 6 = 12 Arus listrik I I = V RtotalV I = R1 + R2 + R3 12V I = 2 + 4 + 6 = 1 A Penurunan tegangan pada R1 V1 = R1 x I = 2 x 1 A = 2 V Penurunan tegangan pada R2 V2 = R2 x I = 4 x 1 A = 4 V Penurunan Tegangan pada R3 V3 = R3 x I = 6 x 1 A = 6 V Rangkaian Paralel Tipe penyambungan rangkaian paralel yaitu bila dua atau lebih tahanan R1, R2, dan R3 dan seterusnya dirangkaikan di dalam satu sirkuit/rangkaian seperti gambar 3. 9 di bawah ini. Salah satu dari setiap ujung tahanan resistor dihubungkan ke bagian yang bertegangan tinggi positif dari sirkuit dan ujung lainnya dihubungkan ke bagian yang lebih rendah negatif. Gambar Rangkaian paralel Pada rangkaian paralel, tegangan sumber baterai V adalah sama pada seluruh tahanan. Sedangkan jumlah arus I adalah sama dengan jumlah arus I1, I2 dan I3 yaitu arus yang mengalir melalui masing-masing resistor R1, R2 dan R3. Adapun rumus arus listrik, tahanan dan tegangan pada rangkaian seri adalah sebagai berikut Vtotal = V1 = V2 = V3 Itotal = I1 + I2 + I3 Rtotal = 1 1 + + R 1 R1 x R2 x R3 R1 + R2 + R3 Kuat arus I yang mengalir pada R1, R2 dan R3, dapat dihitung menjadi V I1 = R1 V I2 = R2 V I3 = R3 Berdasarkan contoh gambar di atas besarnya masing-masing tahanan, kuat arus dan tegangan dapat dihitung sebagai berikut Tahanan total Rtotal = R1xR2 xR3 R1 + R1 + R3 2x4x6 = 2 + 4 + 6 48 = 12 = 4 Arus I1 lewat R1 I1 = I1 = V R1 12V 2 = 6 A Arus I2 lewat R2 I2 = I2 = V R2 12V 4 = 3 A Arus I3 lewat R3 I3 = I3 = V R3 12V 6 = 2 A Tegangan pada pada contoh gambar 3. 9 untuk masing-masing resistor pada rangkaian paralel sama dengan tegangan baterai, yaitu sebesar 12 V. Rangkaian Kombinasi Seri – Paralel Tipe penyambungan rangkaian kombinasi seri – paralel yaitu sebuah tahanan R1 dan dua atau lebih tahanan R2 dan R3 dan seterusnya dirangkaikan di dalam satu sirkuit/rangkaian seperti gambar 3. 10 di bawah ini. Rangkaian seri – paralel merupakan kombinasi gabungan dari rangkaian seri dan paralel dalam satu sirkuit. Gambar Rangkaian kombinasi seri – paralel Tahanan total dalam rangkaian seri – paralel dihitung dengan langkah sebagai berikut a. Menghitung tahanan pengganti RPengganti, yaitu gabungan RPengganti = R2 x R3 R2 + R3 b. Menghitung tahanan total, yaitu gabungan tahanan R1 dan RPengganti yang dihubungkan secara seri. Rtotal = R1 + RPengganti = Rtotal = R1 + R2 x R3 R2 + R3 Besar arus yang mengalir melalui rangkaian dihitung Itotal = I1 = I2 + I3 atau I = V R total=R1 + V R2 x R3 R2 + R3 Tegangan yang bekerja pada R1 V1 dan pada R2 dan R3 Vpengganti dapat dihitung dengan menggunakan rumus V1 = R1 x I Vpengganti = RPengganti x I = Vtotal = V1 + Vpengganti R2 x R3 x I R2 + R3 Selanjutnya berdasarkan contoh gambar di atas besarnya masing-masing tahanan, kuat arus dan tegangan dapat dihitung sebagai berikut Tahanan pengganti RPengganti = R2 x R3 R2 + R3 4x6 = 4 + 6 24 = 10 = 2,4 Tahanan total Rtotal = R1 + RPengganti = 2 + 2,4 = 4,4 Arus total I = = V R total 12 V 4,4 = 2,727 A Tegangan Vpengganti yang bekerja pada tahanan R1 dan R2 sebesar Vpenganti = Rpengganti x I = 2,4 x 2,73 A = 6, 55 V Tegangan pada R1 V1 = R1 x I = 2 x 2,727 A = 5,45 V Tegangan total Vtotal = V1 + Vpengganti = 5,45 + 6,55 = 12 V Arus I2 yang mengalir lewat R2 I2 = V penggantiR2 6,55V = 4 = 1,6375 A Arus I3 yang mengalir lewat R3 I3 = V penggantiR3 6,55V = 6 = 1,0917 A Contoh Aplikasi Jenis Rangkaian pada Sepeda Motor Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa hampir semua rangkaian kelistrikan pada sepeda motor terdapat tahanan resistor. Bentuk tahanan pada rangkaian bisa berupa tahanan pada bola lampu atau kumparan maupun tahanan resistor biasa. Contoh aplikasi/penggunaan jenis rangkaian, baik rangkaian seri, paralel maupun gabungan seri - paralel pada sepeda motor bisa ditemukan dalam sistem penerangan lampu-lampu dan tanda belok/sein, sistem pengisian yang menggunakan pengaturan tegangan voltage regulator secara elektronik, dan sistem pengapian elektronik. Diantara contoh-contoh tersebut yaitu sistem tanda belok turn signal yang menggunakan flasher tipe kapasitor seperti gambar di bawah ini Gambar Aplikasi jenis-jenis rangkaian pada sepeda motor Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa rangkaian kelistrikan sistem tanda belok tersebut memiliki jenis rangkaian, yaitu a. Rangkaian kombinasi seri - paralel antara tahanan R dengan kumparan L1 dan L2 b. Rangkaian paralel antara lampu sein kiri depan dengan lampu sein kiri belakang Sedangkan untuk menjelaskan salah satu aplikasi rangkaian seri pada sepeda motor, lihat gambar pada pembahasan zener diode. Dalam gambar tersebut terdapat rangkaian seri antara R3 dan R4. 5. Diode Gambar Dioda dan simbolnya Sebuah diode didefinisikan sebagai paduan dua elektroda, satu menjadi positif anoda dan yang lain adalah negatif katoda dan hanya mengijinkan arus mengalir dalam satu arah. Dioda merupakan komponen semikonduktor yang berfungsi untuk mengijinkan arus mengalir di dalam sebuah rangkaian hanya dalarn satu arah forward bias, yaitu dari anoda ke katoda dan memblokirnya saat mengalir dalam arah yang berlawanan reverse bias, hal ini dimungkinkan oleh karena karakteristik dari silicon, atau wafer di dalam diode. Saat sebuah penghantar/konduktor tegangan positif di hubungkan ke anoda dan penghantar tegangan negatif dihubungkan ke katoda, arus mengalir melalui diode. Jika penyambungan ini dibalik, arus tidak akan dapat mengalir sebab pemblokiran dari karakteristik silicon wafer, oleh karena itu diode beraksi sebagai katup satu arah check valve dan mengijinkan arus mengalir hanya satu arah. Gambar Contoh aplikasi penggunaan dioda Contoh Aplikasi Diode pada Sepeda Motor Aplikasi/penggunaan dioda pada sistem kelistrikan sepeda motor bisa ditemukan dalam rangkaian sistem penerangan maupun sistem pengisian yang menggunakan generator AC alternator, seperti terlihat pada gambar di bawah ini Gambar Contoh aplikasi penggunaan diode pada sepeda motor Berdasarkan gambar di atas, diode rectifier bekerja untuk merubah arus AC bolak-balik yang dihasilkan alternator menjadi arus Dc searah. Arus DC ini kemudian disalurkan ke baterai dan beban load seperti lampu tanda belok/sein.
26 Gambar Rangkaian Kelistrikan Pada Sepeda Motor - Rangkaian sistem kelistrikan yang terdapat pada bodi motor ialah merupakan semua fitur yang ada pada bodi motor yang membutuhkan lampu, yang komponen sistem kelistrikan sepeda motor. Contoh rangkaian kelistrikan pada honda astrea grand gambar 37. Gambar 3.10 dioda dan simbolnya contoh aplikasi diode pada sepeda motor aplikasi/penggunaan []
Sistempengisian dan penerangan dalam sepeda motor merupakan sistem kelistrikan yang saling berkaitan. Skema (diagram kelistrikan) sistem pengisian dan penerangan sepeda motor dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1. Skema Sistem Lampu Isyarat Tanda Belok Komponen Sistem Lampu Isyarat Tanda Belok Sepeda Motor 4fW4q.
  • x8yhjcnq47.pages.dev/271
  • x8yhjcnq47.pages.dev/65
  • x8yhjcnq47.pages.dev/208
  • x8yhjcnq47.pages.dev/224
  • x8yhjcnq47.pages.dev/41
  • x8yhjcnq47.pages.dev/264
  • x8yhjcnq47.pages.dev/106
  • x8yhjcnq47.pages.dev/317
  • x8yhjcnq47.pages.dev/90
  • gambar rangkaian kelistrikan sepeda motor